Senin, 11 Juli 2011

Kedubes Dirusak, AS Kecam Assad

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, mengutuk keras penyerangan ratusan pendukung Presiden Suriah Bashar Assad ke Kedutaan Besar mereka di Damaskus. Akibat kekerasan di Suriah, Clinton mengatakan Assad telah kehilangan kedaulatan sebagai pemimpin negara.

Dilansir dari laman Associated Press, Selasa, 12 Juli 2011, Clinton mengatakan pemerintah AS tidak hanya marah kedubesnya dirusak, namun juga marah atas kekerasan yang masih saja terjadi di Suriah. Berbagai kekerasan diduga dilakukan oleh para pendukung Assad.

"Dari sudut pandang kami, Assad telah kehilangan kedaulatan. Dia telah gagal memenuhi janji yang dia buat. Dia juga telah menerima bantuan dari Iran untuk menekan rakyatnya," kata Clinton.

Clinton menjelaskan ada daftar kekerasan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Assad. Termasuk kegagalan pemerintah Suriah melindungi diplomat dan perwakilan asing di negaranya, sesuai dengan kewajiban internasional.

Insiden penyerangan Kedutaan Besar AS dan Prancis di Ibukota Damaskus oleh sekitar 300 massa pendukung Assad terjadi pada Senin waktu setempat. Kaca-kaca dari sejumlah jendela di bangunan Kedubes AS pecah berantakan. Tembok luar Kedubes juga dicoret dengan kalimat-kalimat hujatan, seperti menyebut Dubes AS "anjing."

Tidak ada yang luka akibat penyerbuan itu. Marinir AS berhasil mengendalikan situasi dan membubarkan massa penyerbu. Namun, AS menuntut ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan gerombolan itu. Clinton mengatakan penyerbuan ini adalah satu cara mengalihkan isu kepemimpinan di Suriah.

"Dengan menyerang kedubes AS dan Prancis, mereka jelas mencoba mengalihkan perhatian publik internasional dari gejolak dalam negeri yang terjadi di Suriah. Tapi itu tidak berhasil," tegas Clinton. (eh)